Kamis, 24 Mei 2012

Peluang dan Risiko dalam Bisnis Perusahaan



Oleh : Edmond F. La’lang (pemerhati ekonomi dan lingkungan hidup)

           Di dalam istilah pasar finansil terdapat sifat manusia dalam menghadapi risiko yang akan timbul dalam setiap aktifitas kehidupannya yaitu Risk Averse, orang yang selalu menghindari risiko dan Risk Taker, orang yang senang menghadapi risiko dan orang yang berhati-hati dalam menghadapi risiko. Di dalam dunia bisnis, setiap upaya mempunyai risiko (ancaman) dan peluang untuk berkembang dan maju yang tergantung kepada jumlah modal, jumlah kredit, mutu SDM, penguasaan teknologi produksi dan informasi, peluang dan pangsa pasar, strategi bisnis yang tepat, kondisi ekonomi dan regulasi negara tempat berbisnis, negara tujuan ekspor, tingkat persaingan, kemampuan CEO dan manajemen, penguasaan teknologi industri, teknologi informasi dan komunikasi dan banyak faktor lainnya, termasuk budaya, sosial dan lingkungan hidup (kondisi alam dan iklim).
         
           Faktor-faktor ini semestinya dimasukkan sebagai variable dari kreativitas dan semangat manusia yang akan selalu ingin maju melakukan terobosan, innovasi dan penciptaan produk baru, sehingga akan selalu terjadilah berbagai perubahan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam sektor konsumsi dan pencapaian prestasi manusia. Hal inilah yang menimbulkan mitos bahwa satu-satunya yang pasti adalah perubahan dan ketidakpastian itu sendiri. Sebenarnya perubahan itu dikendalikan oleh needs and wants individu dari Piramida Maslow untuk mencapai suatu  aktualisasi diri yang optimal dari individu, perusahaan, kelompok masyarakat, Negara dan aliansi Negara seperti AFTA, NAFTA, APEC, CAFTA, Masyarakat Ekonomi Eropa dan banyak lagi aliansi sesuai kepentingannya masing-masing untuk menjadi suatu kemajuan yang akan mewujudkan suatu dinamika peradaban manusia. Berbagai kebutuhan ini akan diterjemahkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumennya.

            Dengan demikian, setiap bentuk bisnis akan selalu memperhitungkan semua potensi diri sesuai analisa SWOT dalam sebuah criteria organisasi dari Boston Consulting Group dalam dunia penuh tantangan dan persaingan sehat dan fair, baik dengan Comparative maupun Competitive Advantage (Porter, 1992). Oleh makin berkembangnya dunia ini, baik dari kemajuan ekonomi-bisnis, innovasi teknologi, informasi dan komunikasi serta kemajuan manusia dari segi pendidikan, status sosial dan kesejahteraan, maka akan selalu tercipta peluang dan tantangan bisnis lokal, nasional, regional dan global untuk dimanfaatkan dengan melihat kondisi SWOT dan TOWS (Kertajaya dan Kottler, 2001) dari setiap entitas bisnis. Dengan makin banyak dan ragam dari bisnis ini di dunia akan memberikan suatu aktifitas ekonomi dalam organisasi yang makin besar, kompleks dan jaringan global. Semua ini akan melibatkan berbagai sumberdaya finansil, SDM, SDA, rekayasa teknologi dan asset fisik buatan manusia yang membentuk sebuah dunia yang terus berubah dan berkembang pesat secara dinamis. Inilah yang dikatakan sebagai Bio-Cycle atau Circle of Life (Siklus atau Lingkaran Kehidupan) dari kebudayaan manusia sebagai mahluk biologis, berotak cerdas, bermental psikologis dan berdimensi sosial dalam segala bentuknya untuk mencapai jati diri manusia seperti yang digambarkan dalam Piramida Maslow dengan cara bekerja keras, berkreasi dan innovative.

           Dari berbagai bentuk pertumbuhan dinamis menuju kesejahteraan (prosperity), tentunya secara hukum alam akan selalu mengalami suatu kenaikan, gejolak, turbulensi, pasang surut, alunan dan fluktuasi layaknya pergantian siang dan malam serta naik turunnya kondisi medan datar hingga bergunung. Hal ini akan mengikuti hukum alam dalam bentuk rotasi bumi dan pergerakan elips bumi ke matahari yang membentuk musim kemarau dan hujan di daerah tropis dan musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (fall) dan musim dingin (winter) di subtropis dan kutub. Dan adanya gaya gravitasi bumi, pertumbuhan biologis dan lingkungan hidup yang akan menghasilkan suatu rangkaian siklus hidup manusia di dalam ruangnya menurut perjalanan waktu yang akan bergantung kepada kemampuan dari manusia untuk beradaptasi dan berkonsolidasi untuk bertumbuh pesat (tubuh dan organisasinya).

            Bio-siklus ini berbentuk kebangkitan (improvement and recovery), konsolidasi, kenaikan linier dengan kerterjalan tertentu lalu makin melemah pada puncak (peak) pertumbuhan dan  akan mengalami suatu penguatan diri (self reinforcing) yang akan selalu mengikuti hukum kenaikan yang makin berkurang (The Law of Deminishing Return). Selanjutnya akan terjadi sebuah gejolak bahkan catastrophic (kejatuhan free fall) yang fatal jika naiknya terlalu tinggi dengan lereng terjal dan waktu yang cepat untuk menurun drasris dan akhirnya  kembali mengalami  resesi bahkan depresi.  Pada fase penurunan inilah yang sering dikatakan sebagai suatu risiko yang menimbulkan banyak kerugian, kegagalan, kebangkrutan dan berbagai korban materi lainnya.  Seringkali pada puncaknya (peak) manusia akan berupaya semaksimal mungkin untuk naik terus yang cenderung melawan hukum alam dengan melakukan berbagai cara, termasuk menghabiskan dan merusak sumber daya alam, akan tetapi hukum alam tetap unggul dan akan berakibat fatal berupa suatu kondisi kejatuhan (catastroph). 

           Jika manusia berusaha untuk tumbuh makin tinggi, maka makin besar juga hukum alam gravitasi akan membuatnya jatuh bebas (free fall) yang memakan banyak korban harta, asset dan jiwa dalam bentuk krisis ekonomi, bencana alam, penyakit, kemiskinan dan bencana sosial dan politik. Jadi manusia janganlah selalu berusaha melawan hukum alam dengan bertindak semena-mena terhadap alam, mengeruk habis sumberdaya alam non renewable dan renewable resources, keserakahan di bidang finansil dan perbankan serta penindasan dan exploitasi terhadap sesamanya manusia. Hal ini akan membentuk sebuah krisis besar, seperti yang dunia alami pada krisis ekonomi subprime mortgages di USA dengan akibat yang bersifat snowballing ke seluruh dunia dan berdampak sistemik di negara-negara maju yang membeli subprime mortgages beserta derivatifnya serta credit default swap dalam berbagai tingkatan. Dan akhirnya menimpa krisis hutang berbagai negara Eropa yang ternyata memang banyak berutang untuk sebuah “leveraging” yang salah kaprah dan tidak semestinya dilakukan agar terus bertumbuh dengan pesat dan akhirnya nanti juga akan mengalami sebuah “deleveraging”, karena adanya kondisi “bubble” yang menaikkannya dan bukan oleh kondisi riil dari kekuatan fundamental ekonomi makronya secara sehat. 
Catatan Kaki :
         Fluktuasi jangka pendek (harian dan mingguan) akan terjadi secara alamiah yang dipengaruhi oleh kondisi mental, gairah, selera, motivasi dari psikologi massa global untuk mengambil posisi perdagangan dalam sebuah pasar yang padat dan sering bersifat chaos. Jika ada data atau berita yang sangat fundamental dari kondisi ekonomi, bisnis dan politik, pergerakan fluktuasi grafik harganya akan terjadi secara dinamis dan bergejolak baik meroket maupun jatuh bebas yang melebihi dari peramalan hariannya.  Tetapi secara jangka menengah dan panjang bagi investasi (bisnis, sosial dan politik) akan selalu dipengaruhi secara dinamis oleh biosiklus dan bioritmik dari hukum dan kekuatan alamiah yang selalu bergerak dinamis naik dan turun. Jadi anda bukan saja harus berglobalisasi dengan sistim internet tapi juga sekarang seharusnya mempunyai visi dengan cara *Galaxisasi dengan Galaxinet* (Astronomis).
Anda dapat melihat Prediksi Bulanan dan Mingguan 
di Pasar Forex, Indeks Dunia dan Komoditi 
Kontak :

Edmond F. La'lang
Email  :   edmond.lalang@gmail.com
Telp.    :  +62031-3538606
HP         :   +62081-553080521 
Linkedin : 
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar