Oleh : Edmond F. La’lang (pemerhati ekonomi dan
lingkungan hidup)
Di
dalam istilah pasar finansil terdapat sifat manusia dalam menghadapi risiko
yang akan timbul dalam setiap aktifitas kehidupannya yaitu Risk Averse, orang
yang selalu menghindari risiko dan Risk Taker, orang yang senang menghadapi
risiko dan orang yang berhati-hati dalam menghadapi risiko. Di dalam dunia
bisnis, setiap upaya mempunyai risiko (ancaman) dan peluang untuk berkembang
dan maju yang tergantung kepada jumlah modal, jumlah kredit, mutu SDM,
penguasaan teknologi produksi dan informasi, peluang dan pangsa pasar, strategi
bisnis yang tepat, kondisi ekonomi dan regulasi negara tempat berbisnis, negara
tujuan ekspor, tingkat persaingan, kemampuan CEO dan manajemen, penguasaan
teknologi industri, teknologi informasi dan komunikasi dan banyak faktor lainnya,
termasuk budaya, sosial dan lingkungan hidup (kondisi alam dan iklim).
Faktor-faktor ini semestinya dimasukkan sebagai variable dari
kreativitas dan semangat manusia yang akan selalu ingin maju melakukan
terobosan, innovasi dan penciptaan produk baru, sehingga akan selalu terjadilah
berbagai perubahan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam sektor konsumsi dan
pencapaian prestasi manusia. Hal inilah yang menimbulkan mitos bahwa
satu-satunya yang pasti adalah perubahan dan ketidakpastian itu
sendiri. Sebenarnya perubahan itu dikendalikan oleh needs and wants individu
dari Piramida Maslow untuk mencapai suatu
aktualisasi diri yang optimal dari individu, perusahaan, kelompok
masyarakat, Negara dan aliansi Negara seperti AFTA, NAFTA, APEC, CAFTA,
Masyarakat Ekonomi Eropa dan banyak lagi aliansi sesuai kepentingannya
masing-masing untuk menjadi suatu kemajuan yang akan mewujudkan suatu dinamika
peradaban manusia. Berbagai kebutuhan ini akan diterjemahkan oleh produsen
untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumennya.
Dengan demikian, setiap bentuk bisnis akan selalu memperhitungkan semua
potensi diri sesuai analisa SWOT dalam sebuah criteria organisasi dari Boston
Consulting Group dalam dunia penuh tantangan dan persaingan sehat dan fair,
baik dengan Comparative maupun Competitive Advantage (Porter, 1992). Oleh makin
berkembangnya dunia ini, baik dari kemajuan ekonomi-bisnis, innovasi teknologi,
informasi dan komunikasi serta kemajuan manusia dari segi pendidikan, status
sosial dan kesejahteraan, maka akan selalu tercipta peluang dan tantangan
bisnis lokal, nasional, regional dan global untuk dimanfaatkan dengan melihat
kondisi SWOT dan TOWS (Kertajaya dan Kottler, 2001) dari setiap entitas bisnis.
Dengan makin banyak dan ragam dari bisnis ini di dunia akan memberikan suatu
aktifitas ekonomi dalam organisasi yang makin besar, kompleks dan jaringan
global. Semua ini akan melibatkan berbagai sumberdaya finansil, SDM, SDA,
rekayasa teknologi dan asset fisik buatan manusia yang membentuk sebuah dunia
yang terus berubah dan berkembang pesat secara dinamis. Inilah yang dikatakan
sebagai Bio-Cycle atau Circle of Life (Siklus atau Lingkaran Kehidupan) dari
kebudayaan manusia sebagai mahluk biologis, berotak cerdas, bermental
psikologis dan berdimensi sosial dalam segala bentuknya untuk mencapai jati
diri manusia seperti yang digambarkan dalam Piramida Maslow dengan cara bekerja
keras, berkreasi dan innovative.
Dari berbagai bentuk pertumbuhan dinamis
menuju kesejahteraan (prosperity), tentunya secara hukum alam akan selalu
mengalami suatu kenaikan, gejolak, turbulensi, pasang surut, alunan dan
fluktuasi layaknya pergantian siang dan malam serta naik turunnya kondisi medan
datar hingga bergunung. Hal ini akan mengikuti hukum alam dalam bentuk rotasi
bumi dan pergerakan elips bumi ke matahari yang membentuk musim kemarau dan
hujan di daerah tropis dan musim semi (spring), musim panas (summer), musim
gugur (fall) dan musim dingin (winter) di subtropis dan kutub. Dan adanya gaya
gravitasi bumi, pertumbuhan biologis dan lingkungan hidup yang akan
menghasilkan suatu rangkaian siklus hidup manusia di dalam ruangnya menurut
perjalanan waktu yang akan bergantung kepada kemampuan dari manusia untuk
beradaptasi dan berkonsolidasi untuk bertumbuh pesat (tubuh dan organisasinya).
Bio-siklus ini berbentuk kebangkitan (improvement and recovery),
konsolidasi, kenaikan linier dengan kerterjalan tertentu lalu makin melemah
pada puncak (peak) pertumbuhan dan akan
mengalami suatu penguatan diri (self reinforcing) yang akan selalu mengikuti
hukum kenaikan yang makin berkurang (The Law of Deminishing Return). Selanjutnya
akan terjadi sebuah gejolak bahkan catastrophic (kejatuhan free fall) yang
fatal jika naiknya terlalu tinggi dengan lereng terjal dan waktu yang cepat
untuk menurun drasris dan akhirnya
kembali mengalami resesi bahkan
depresi. Pada fase penurunan inilah yang
sering dikatakan sebagai suatu “risiko” yang menimbulkan banyak
kerugian, kegagalan, kebangkrutan dan berbagai korban materi lainnya. Seringkali pada puncaknya (peak) manusia akan
berupaya semaksimal mungkin untuk naik terus yang cenderung melawan hukum alam
dengan melakukan berbagai cara, termasuk menghabiskan dan merusak sumber daya
alam, akan tetapi hukum alam tetap unggul dan akan berakibat fatal berupa suatu
kondisi kejatuhan (catastroph).
Jika manusia berusaha untuk tumbuh makin tinggi, maka makin besar juga
hukum alam gravitasi akan membuatnya jatuh bebas (free fall) yang memakan
banyak korban harta, asset dan jiwa dalam bentuk krisis ekonomi, bencana alam,
penyakit, kemiskinan dan bencana sosial dan politik. Jadi manusia janganlah
selalu berusaha melawan hukum alam dengan bertindak semena-mena terhadap alam,
mengeruk habis sumberdaya alam non renewable dan renewable resources,
keserakahan di bidang finansil dan perbankan serta penindasan dan exploitasi
terhadap sesamanya manusia. Hal ini akan membentuk sebuah krisis besar, seperti
yang dunia alami pada krisis ekonomi subprime mortgages di USA dengan akibat
yang bersifat snowballing ke seluruh dunia dan berdampak sistemik di
negara-negara maju yang membeli subprime mortgages beserta derivatifnya serta
credit default swap dalam berbagai tingkatan. Dan akhirnya menimpa krisis
hutang berbagai negara Eropa yang ternyata memang banyak berutang untuk sebuah “leveraging” yang salah kaprah dan
tidak semestinya dilakukan agar terus bertumbuh dengan pesat dan akhirnya nanti
juga akan mengalami sebuah “deleveraging”,
karena adanya kondisi “bubble” yang
menaikkannya dan bukan oleh kondisi riil dari kekuatan fundamental ekonomi
makronya secara sehat.
Anda dapat melihat Prediksi Bulanan dan Mingguan
Kontak :
Edmond F. La'lang
Email : edmond.lalang@gmail.com
Telp. : +62031-3538606
HP : +62081-553080521
Linkedin :
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :
Catatan Kaki :
Fluktuasi jangka pendek (harian dan mingguan) akan terjadi secara alamiah yang dipengaruhi oleh kondisi mental, gairah, selera, motivasi dari psikologi massa global untuk mengambil posisi perdagangan dalam sebuah pasar yang padat dan sering bersifat chaos. Jika ada data atau berita yang sangat fundamental dari kondisi ekonomi, bisnis dan politik, pergerakan fluktuasi grafik harganya akan terjadi secara dinamis dan bergejolak baik meroket maupun jatuh bebas yang melebihi dari peramalan hariannya. Tetapi secara jangka menengah dan panjang bagi investasi (bisnis, sosial dan politik) akan selalu dipengaruhi secara dinamis oleh biosiklus dan bioritmik dari hukum dan kekuatan alamiah yang selalu bergerak dinamis naik dan turun. Jadi anda bukan saja harus berglobalisasi dengan sistim internet tapi juga sekarang seharusnya mempunyai visi dengan cara *Galaxisasi dengan Galaxinet* (Astronomis).
Anda dapat melihat Prediksi Bulanan dan Mingguan
di Pasar Forex, Indeks Dunia dan Komoditi
Edmond F. La'lang
Email : edmond.lalang@gmail.com
Telp. : +62031-3538606
HP : +62081-553080521
Linkedin :
http://www.linkedin.com/home?trk=hb_tab_home_topKontak :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar